Saturday, October 11, 2008

Monday, May 26, 2008

RESAH GELISAH DIBALIK UIN YANG MEGAH

RESAH GELISAH DIBALIK UIN YANG MEGAH
Oleh : Mas Untung*
Siapa yang ga' pengen kuliah di kampus megah disertai fasilitas lengkap dan dengan biaya murah? Dan… kaya'nya satu-satunya kampus sejauh yang saya tau ya cuma UIN. Sama-sama kita ngerti semenjak konversi IAIN ke UIN banyak sekali perubahan yang terjadi, terutama dalam hal infrastruktur. Hampir semua bangunan lama (termasuk masjid) dibongkar dan dibangun ulang yang tentu saja dengan bangunan yang lebih oke.
Tapi temen-temen sadar ga' sih? Ternyata dibalik "bongkar pasang" UIN yang sekarang lagi gencar-gencarnya dilakukan ternyata banyak sekali menimbulkan berbagai permasalahan, sebagian dari temen-temen mungkin ga' terlalu ngerti tu permasalahan tentang apa, atau... mungkin juga temen-temen ga' mau tau alias cuek-cuek aja dengan permasalahan di balik megahnya gedung UIN.
Jum'at sore (23 November’07) selesai kuliah, tiba-tiba Irhansyah ngajakin saya buat memenuhi undangan dari temen-temen DEMA, awalnya kaget juga sih (tapi ga' terlalu banget...) ko' bisa-bisanya mahasiswa kaya' saya ini yang notabene bisa di bilang orangnya ga' penting-penting banget malah diajakin ketemuan bareng temen-temen DEMA. But... it's Ok lah... toh katanya tu acara cuma sharing antar LKM aja.
Disana (SC), saya dan Irhansyah banyak banget diajakin ngobrol tentang LKM, permasalahan mahasiswa di fakultas, sampe' permasalahan internal-eksternal kampus. Ada satu pembicaraan yang membuat saya tertarik adalah tentang masalah "bongkar-pasang" UIN, ternyata ga' semua mahasiswa merasa bangga dengan kemegahan UIN.
Banyak mahasiswa yang mengeluh (terutama bagi mereka yang aktif di organisasi) bahwa pembangunan UIN malah membuat ruang gerak mereka ga' bebas, ngerasa dikekang, dll. Contoh kecil misalnya, semua organisasi baik LKM dan UKM ditempatkan dalam satu gedung (SC). Kebayang ga' sih? Dari sekian banyaknya organisasi baik LKM dan UKM yang ada di UIN disuruh ngumpul bareng di satu tempat, yang... ruangannya jelas-jelas sempit, udah gitu waktu beraktifitas disana dibatasi pula! Gila... saya terus terang sempat berpikir tu SC lebih mirip Mall dari pada markas organisasi. Ga' cuma ruang dan waktu yang dibatasi, sepengetahuan saya dari temen-temen DEMA, ternyata di SC juga (katanya) sering terjadi kasus kehilangan barang-barang milik organisasi entah itu LKM atau UKM. Hm... cape' deh kalo terus-terusan ngomongin permasalahan di SC, coz... tu Cuma salah satu dari sekian banyak permasalahan yang dikeluhkan mahasiswa akibat pembangunan UIN.
Lalu, bagaimanakah dampaknya pembangunan UIN bagi warga sekitar? Sapen khususnya, membawa keuntungankah? Atau malah sebaliknya? Lebih buruk teman...
Masih menurut mas-mas di kantor DEMA waktu itu, dia secara ga' sengaja ngeliat spanduk yang terpampang di salah satu jalan di Sapen, yang kurang lebih tulisannya : "PINTU TERTUTUP, WARGA MUMET, MAHASISWA RIBET, REJEKI JADI MAMPET". Kaya'nya tu spanduk merupakan kritikan atau mungkin suatu ungkapan penentangan warga sekitar terhadap pembangunan UIN yang cuma bikin ribut, bikin macet jalanan sampe'-sampe pernah ada mobil "tak berdosa" nyungsep di galian terowongan, adanya penggusuran pedagang, dan masih banyak lagi. Bukan cuma warga aja yang ngerasa gitu, kita juga sama kan? Banyak sekali baik dari kalangan mahasiswa sampe dosen-dosen di UIN yang mengeluhkan gara-gara adanya pembangunan perkukuliahan malah jadi ga' kondusif dan bikin ga' konsen belajar.
Pendapat temen-temen sendiri tentang isi spanduk itu gimana? Kalo saya sendiri sih terus terang takut, takut kalo tiba-tiba antara pihak UIN dan warga bener-bener terjadi konfrontasi! (Jangan sampe' deh...).
Terus kalo dah gini, gimana? Kita diposisi mana nih? Bingung... sekali lagi menurut saya sebenernya permasalahan yang kita hadapi sama dengan warga Sapen, tapi... disatu sisi kita jelas-jelas merupakan bagian dari UIN yang ga' sejalan dengan warga, disisi lain kita juga ngerasa dirugikan oleh para petinggi kampus yang seenaknya melakukan perubahan yang ujung-ujungnya banyak membuat kita para mahasiswa kecewa tanpa adanya solusi yang jelas dari perubahan tersebut. Bingung kan...??!
Maka dari itu... melalui tulisan yang lagi temen-temen baca ini, saya ngajak ngumpul bareng besok Sabtu (15 Desember’07) jam 14.00 di bawah pohon beringin depan PAU. Bareng-bareng kita diskusikan masalah ini, sukur-sukur dari hasil diskusi kita nanti menghasilkan solusi, solusi yang ga' hanya ditujukan buat permasalahan pembangunan UIN saja, tapi solusi untuk semua permasalahan di kampus kita terutama di Fakultas Sains dan Teknologi.
Makasih buat temen-temen yang mo baca ni tulisan, sukur-sukur kalo besok bisa sekalian dateng ke acara diskusi. Buat temen-temen yang ga' bisa dateng, ga' pa-pa... toh setidaknya melalui tulisan ini temen-temen bisa tau secuil dari sekian banyak permasalahan yang ada di kampus kita sekarang. Sory kalo ada yang tersinggung gara-gara baca tulisan saya yang kata-katanya bisa dibilang terlalu vulgar dan blak-blakan. Sory juga kalo kata-kata dalam tulisan saya ini bahasanya ga' keren, ga' ilmiah, atau apalah itu... Yah... namanya juga orang baru belajar nulis, hasilnya ya waton apa aja yang ada dipikiran ya saya tulis...

Wednesday, July 11, 2007

sampai mana?

malam-malam ku melihat pada diriku sendiri, ku mencari disana sebuah keyakinan bahwa aku adalah ada. suatu ketika ku pernah menjadi seperti orang lain sehingga aku tidak tahu alasannya ketika ada yang menanyakan.............
Aku yakin, aku bisa untuk selalu mempersembahkan yang terbaik untuk diriku sendiri, orang lain, dan dunia tentunya dengan caraku sendiri.
Suatu hari mungkin anda melihat saya berjalan di tengah jalanan yang membara, berdiri di tepian pagar jembatan, sedang duduk mendengarkan orang berbicara, atau apakah itu. ku sadari secara subyektif itu adalah proses yang kulakukan dalam mengenal dunia luas yang panas serta tak lagi hijau dan ramah ini, secara obyektif, mungkin
itu adalah kesia-siaan.
Sampai manakah nanti perjalanan, petualangan, dan perjuangan hidupku ini? pasti ada titik nadir disana. ku yakin tujuan itu adalah sebuah kebaikan.

Wednesday, February 14, 2007